|
ACEH UTARA — Di Blang Ara, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, berdiri seorang pemimpin yang kembali dipercaya masyarakat. Arafat Ali, pria kelahiran 5 Mei 1979 ini, bukanlah nama baru dalam dunia politik dan perjuangan Aceh Utara.
Berangkat dari pengalaman panjang dalam masa konflik hingga jalur politik, kini ia kembali menduduki kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara untuk periode 2024-2029.
Amanah ini bukan kali pertama diemban Arafat. Sejak 2019 hingga 2024, ia memimpin DPRK Aceh Utara dengan dukungan kuat dari Partai Aceh dan masyarakat. Di balik penunjukan ulang ini, tersimpan keyakinan bahwa ia adalah sosok yang mampu membawa stabilitas dan harapan bagi masyarakat Aceh Utara.
Arafat Ali tumbuh dalam masa-masa penuh gejolak di Aceh. Sejak muda, ia terlibat dalam perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) antara 1999 hingga 2005. Di masa itu, ia dipercaya menjadi Komandan Regu Pasukan Siwah Agam, pasukan yang dikenal kuat dalam mempertahankan prinsip-prinsip perjuangan rakyat Aceh.
“Perjuangan waktu itu bukan hanya tentang senjata, tapi tentang mempertahankan suara dan hak rakyat Aceh. Kami berjuang bukan untuk diri sendiri, tapi untuk anak cucu dan masa depan,” ungkap Arafat saat mengenang masa-masa tersebut.
Pada 2005, perjanjian damai di Helsinki, Finlandia, mengubah jalan hidupnya. Dengan kesepakatan damai yang dikenal sebagai MoU Helsinki, senjata akhirnya disingkirkan. Dari situ lahir Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA), yang menjadi payung baru dalam mengatur otonomi Aceh.
Arafat, bersama banyak rekan seperjuangannya, mengambil langkah untuk mengubah jalan perjuangan melalui jalur politik. Ia mulai berkiprah sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan III, membawa aspirasi rakyat ke ruang legislatif.
Pengalamannya dalam GAM mengajarkannya banyak hal, mulai dari disiplin, keberanian, hingga ketahanan mental menghadapi dinamika konflik yang kompleks. Prinsip dan semangat perjuangan itu kini ia bawa ke dalam kebijakan, demi kemajuan Aceh Utara.
Sebagai Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Ia tak segan membuka ruang dialog, mendengarkan keluhan dan aspirasi warga. Pendekatan langsung ini membuat masyarakat merasa didengar dan diwakili.
“Saya selalu berpegang pada prinsip untuk setia pada aspirasi rakyat. Tugas utama kami di DPRK adalah memastikan suara masyarakat menjadi landasan dalam setiap kebijakan,” tutur Arafat dalam salah satu pertemuan terbuka bersama warga.
Kepercayaan Partai Aceh untuk kembali menunjuknya sebagai Ketua DPRK menunjukkan bahwa Arafat dianggap sebagai figur yang mampu mempertahankan stabilitas dan membawa perubahan positif. Di periode sebelumnya, ia banyak berkontribusi dalam program-program peningkatan kesejahteraan rakyat, dari sektor ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.
Di balik dedikasinya sebagai pemimpin, Arafat Ali adalah seorang suami dan ayah yang penuh kasih. Bersama istrinya, Julina, ia membesarkan empat anak: Tanasa Mahira, Muhammad Mulki Nahar, Muhammad Danis Fayazi dan Alfiza Humaira . Kehidupan keluarganya menjadi penopang dan sumber inspirasi, yang selalu mengingatkannya untuk tetap rendah hati dan tidak melupakan akar perjuangannya.
“Keluarga adalah landasan utama saya. Mereka yang selalu mengingatkan saya bahwa setiap keputusan bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan generasi mendatang,” ucapnya dengan mata berbinar.
Sebagai seorang ayah, Arafat melihat pentingnya masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Aceh Utara. Hal ini juga menjadi motivasinya dalam memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada pembangunan pendidikan dan pemberdayaan pemuda.
Memasuki periode kedua, Arafat Ali dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Aceh Utara memerlukan pemerataan pembangunan, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. Tantangan itu ia sambut sebagai bagian dari amanah baru yang dipercayakan oleh rakyat.
“Aceh Utara punya potensi besar. Tantangan kita adalah bagaimana memanfaatkan potensi itu dengan adil dan merata. Pendidikan, kesehatan, dan ekonomi harus diutamakan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Arafat.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kerukunan antarwarga, mengingat pengalaman pribadinya dengan dampak konflik masa lalu. Keamanan yang stabil diyakininya sebagai prasyarat untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
Keberhasilan Arafat memimpin DPRK pada periode sebelumnya menciptakan harapan baru di kalangan masyarakat Aceh Utara. Di mata mereka, Arafat bukan sekadar politisi, melainkan representasi dari rakyat yang memahami kebutuhan mereka.
“Pak Arafat bukan hanya pemimpin, tapi juga pendengar. Beliau tidak sekadar duduk di belakang meja, beliau turun langsung ke lapangan,” kata seorang warga di daerah dapil nya.
Di sela sela acara usai paripurna penetapan pimpinan definitif , Arafat Ali menyampaikan terima kasihnya kepada Ketua Partai Aceh, Muzakir Manaf, atas kepercayaan yang diberikan untuk kembali memimpin DPRK Aceh Utara. Arafat menyatakan komitmennya untuk bekerja keras dalam mendukung visi dan misi pemerintah daerah.
Disamping itu sambung Arafat, selain mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Pimpinan DPP Partai Aceh, H.Muzakir Manaf. Terima kasih juga disampaikan kepada Dewan Pengurus Wilayah (DPW). "Kepada Ketua DPW Partai Aceh, M Joni, SH, KPA Wilayah Samudera Pasai, dan seluruh jajarannya yang sudah mempercayakan ke dua periode kepada kami sebagai Ketua DPRK Aceh Utara," ucapnya.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan ini dan berkomitmen untuk mendukung pembangunan di Aceh Utara sesuai dengan visi-misi Bupati. Kami siap bekerja sama demi kesejahteraan masyarakat Aceh Utara,” ujar Arafat di sela-sela acara usai penetapan.
Bagi rekan-rekannya di Partai Aceh, kehadiran Arafat di kursi Ketua DPRK menjadi harapan untuk menjaga stabilitas politik dan kesejahteraan rakyat.
“Kami yakin Pak Arafat adalah orang yang tepat. Beliau punya integritas dan komitmen yang kuat untuk masyarakat,” ujar salah satu kolega politiknya saat berbincang dengan media ini usai acara paripurna penetapan Pimpinan definitif.
Dengan pengalaman, dedikasi, dan dukungan penuh dari masyarakat, Arafat Ali kini mengemban tanggung jawab besar untuk membawa Aceh Utara menuju masa depan yang lebih baik.
Bagi masyarakat, ia adalah simbol harapan dan keyakinan bahwa suara rakyat akan selalu menjadi landasan kebijakan yang dibuat. Arafat Ali adalah bukti nyata bahwa pemimpin sejati lahir dari perjuangan, tumbuh dalam tanggung jawab, dan selalu setia pada amanah rakyat.(*)